Mushaf Al Tajwid, Al-Qur'an dengan huruf yang diwarnai sesuai hukum tajwid. Tajwid ( bahasa Arab : تجويد, translit.tajwīd) secara harfiah bermakna melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus dan membaguskan, [1] tajwid berasal dari kata jawwada ( جوّد-يجوّد-تجويدا) dalam bahasa Arab. Dalam ilmu Qiraah, tajwid
Artinya nun sukun (mati) atau tanwin harus jelas terdengar. Tidak dileburkan seperti sebelumnya. Di dalam Al-Qur'an, ada 4 kalimat yang mengandung aturan tersebut, yakni ad-dunya, bunyaanun, qinwaanun, dan shinwaanun. Ambil contoh pada ad-dunya. Ini harus benar-benar jelas huruf nun-nya, sehingga tidak boleh dibaca menjadi ad-duyya. Hukumini berlaku jika nun sukun atau tanwin bertemu huruf-huruf hijaiyah. - Bagian 2 ataupun fathah tanwin [ــًــ] menjadi suara huruf yang ada di depannya mim [م], nun [ن], waw[و] dan ya [ي], atau dari keempat huruf tersebut seolah-olah seperti diberi tanda tasydid, dan diiring dengan menggunakan suara yang berdengung 1 Alif
Namun khusus idgham syamsiah yang bertemu huruf nun (ن), wajib didengungkan dengan panjang dua harakat. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca idgham syamsiyah, yakni: Bila terletak di awal kalimat, huruf alif berharakat fathah dibaca a, sementara huruf lam tidak dibaca karena sudah bergabung dengan huruf syamsiah selanjutnya.
Adapun idgham bigunnah yaitu jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ya (ي), nun (ن), mim (م), dan wau (و), maka harus dibaca idgham disertai dengan dengung di hidung (gunnah). Contoh bacaan idgham bighunnah: أَبِى لَهَبٍ وَتَبَّ. Arab latin: Abī lahabiw wa tabb (QS Al Lahab: 1) 3. Idgham Bilaghunnah Lalu ada tambahan huruf lam alif dan tâ marbûthoh. Tapi, keduanya masih bisa diikutkan ke dalam 29 huruf hijaiyah. Misalnya pada lam alif, huruf ini bisa dipecah menjadi huruf lam dan alif. Pada tâ marbûthoh, berubah menjadi huruf hâ jika diberi sukun (mati) dan menjadi huruf ta jika tidak diberi harakat selain sukun.

Adapuncara membacanya yaitu harus panjang dua harakat yang disebut dengan satu alif. Mad thabi'i ini terjadi jika: Huruf berharakat fathah yang bertemu dengan alif; Huruf berharakat kasrah yang bertemu dengan ya sukun; Huruf berharakat dhammah yang bertemu dengan wawu sukun; Berikut contohnya: سَمِيْعٌ. dibaca: Samī'un

fUGS.
  • nxeg850j53.pages.dev/278
  • nxeg850j53.pages.dev/34
  • nxeg850j53.pages.dev/13
  • nxeg850j53.pages.dev/16
  • nxeg850j53.pages.dev/148
  • nxeg850j53.pages.dev/234
  • nxeg850j53.pages.dev/157
  • nxeg850j53.pages.dev/386
  • nxeg850j53.pages.dev/396
  • jika ada huruf nun dibawah alif dibaca apa